Senin, 15 Desember 2008

konvergensi komunikasi

Konvergensi dan Gaya Hidup PDF Print E-mail

Image

Communication Asia (CommunicAsia), even akbar tahunan di Asia Tenggara yang memamerkan berbagai inovasi di bidang teknologi komunikasi dan informasi, kembali digelar pada tanggal 17 – 20 Juni 2008 di Singapore Expo, Singapura. Ajang ini masih menjadi etalase bagi perkembangan konvergensi digital di bidang teknologi komunikasi dan informasi yang belum pernah ada sebelumnya.

Tahun lalu, ajang ini diikuti oleh lebih dari 68 ribu pengunjung dari 107 negara di dunia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, CommunicAsia 2008 juga digelar bersamaan dengan pameran lain yang mengusung format sama. Tahun ini, CommunicAsia digelar bersamaan dengan EnterpriseIT, InteractiveDME, BroadcastAsia, serta CGOverdrive sebagai tambahan.
Dalam CommunicAsia 2008 juga digelar berbagai seminar di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Para pembicara dalam seminar ini akan membedah peluang dan tantangan teknologi Mobile TV, WiMAX, dan IPTV yang akan banyak mewarnai perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di masa mendatang.

Kompleksitas dan keberagaman even dalam CommunicAsia 2008 akan memanjakan pengunjungnya. Disini mereka akan menemukan solusi bisnis dan teknologi untuk meningkatkan mobilitas perusahaan dan lifestyle si pemakai. Teknologi yang dipamerkan meliputi operator seluler, ISP, teknologi penyiaran radio dan televisi, studio produksi, rumah animasi, sampai produsen grafis komputer.

Dalam pameran ini terlihat bahwa gaya hidup manusia akan banyak ditentukan oleh platform teknologi komunikasi dan informasi atau biasa disebut sebagai era konvergensi media. Pergeseran ke platform Internet Protokol (IP) Network menjadi solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi umat manusia saat ini. Pemanfaatan IP Network bukan hanya akan mengubah gaya hidup, tetapi membuat manusia semakin efektif dan efisien menggunakan sumberdaya yang ada dengan capaian hasil maksimal.

Dengann IP Network maka kebutuhan kita akan komunikasi, informasi, hiburan, dan bekerja akan berbasis pada internet. Diramalkan bahwa bilamana IP Network dapat dilaksanakan secara luas maka akan terjadi efisiensi energi sampai 30% dan akan mereduksi mobilitas manusia sampai 50% karena orang akan tetap berada rumah atau dimana saja untuk bekerja. Selain itu, era konvegensi akan mendorong manusia untuk lebih produktif dalam bekerja. Dia bisa berkreasi sambil memanjakan diri dengan keluarganya melalui konsep hiburan, bekerja, dan rekreasi.

Kita juga akan dimanjakan oleh device telepon seluler (ponsel) yang juga bisa berfungsi sebagai studio dimana kita dapat mengedit dan mendesain foto-foto yang ada di dalamnya, apalagi bila ditunjang dengan memori internal yang besar. Kita juga bisa mengakses internet dari mana saja, termasuk kafe maupun taman, secara nirkabel. Kemudian ponsel yang dilengkapi Global Positioning System (GPS) bisa membantu pengendara mobil menjelajahi daerah yang tidak dikenalinya. Tren feature ponsel serba bisa itu diusung oleh merek-merek ternama yang selama ini menguasai pasar, seperti Samsung, LG, Sony Ericsson, dan Nokia.

Tetapi era konvergensi juga harus diwaspadai karena selain akan membuat seseorang berperilaku produktif dan kreatif juga berpotensi seseorang untuk berperilaku konsumtif. Bila kurang cermat dalam menghadapi era konvergensi saat ini, kita justru akan menggunakan fasilitas internet yang ada untuk perilaku yang tidak produktif. Ujung-ujungnya, penggunaan fasilitas nirkabel yang harus dibayar mahal tidak dibarengi dengan produktivitas dan kreatifitas yang tinggi. *)

Laporan dari CommunicAsia 2008, Singapura (1)
Oleh: M. Hidayat Nahwi Rasul (Ketua Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia)

KONVERGENSI MEDIA

Oleh: Anang Hermawan

Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology / ICT) selama dekade terakhir membawa tren baru di dunia industri komunikasi yakni hadirnya beragam media yang menggabungkan teknologi komunikasi baru dan teknologi komunikasi massa tradisional. Pada dataran praktis maupun teoritis, fenomena yang sering disebut sebagai konvergensi media ini memunculkan beberapa konsekuensi penting. Di ranah praktis, konvergensi media bukan saja memperkaya informasi yang disajikan, melainkan juga memberi pilihan kepada khalayak untuk memilih informasi yang sesuai dengan selera mereka. Tidak kalah serius, konvergensi media memberikan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik yang bersifat visual, audio, data dan sebagainya (Preston: 2001).

Fenomena jurnalisme online sekarang ini menjadi contoh menarik. Khalayak pengakses media konvergen alias ”pembaca” tinggal meng-click informasi yang diinginkan di komputer yang sudah dilengkapi dengan aplikasi internet untuk mengetahui informasi yang dikehendaki dan sejenak kemudian informasi itupun muncul.

Alhasil, aplikasi teknologi komunikasi terbukti mampu mem-by pass jalur transportasi pengiriman informasi media kepada khalayaknya. Di sisi lain, jurnalisme online juga memampukan wartawan untuk terus-menerus meng-up date informasi yang mereka tampilkan seiring dengan temuan-temuan baru di lapangan. Dalam konteks ini, konsekuensi lanjutnya adalah berkurangnya fungsi editor dari sebuah lembaga pers karena wartawan relatif mempunyai kebebasan untuk segera meng-up load informasi baru tanpa terkendala lagi oleh mekanisme kerja lembaga pers konvensional yang relatif panjang.

Pada aras teoritik, dengan munculnya media konvergen maka sejumlah pengertian mendasar tentang komunikasi massa tradisional terasa perlu diperdebatkan kembali. Konvergensi menimbulkan perubahan signifikan dalam ciri-ciri komunikasi massa tradisional atau konvensional. Media konvergen memadukan ciri-ciri komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi dalam satu media sekaligus. Karenanya, terjadi apa yang disebut sebagai demasivikasi (demasssification), yakni kondisi di mana ciri utama media massa yang menyebarkan informasi secara masif menjadi lenyap. Arus informasi yang berlangsung menjadi makin personal, karena tiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih informasi yang mereka butuhkan.

Dalam catatan McMillan (2004), teknologi komunikasi baru memungkinkan sebuah media memfasilitasi komunikasi interpersonal yang termediasi. Dahulu ketika internet muncul di penghujung abad ke-21, pengguna internet dan masyarakat luas masih mengidentikkannya sebagai ”alat” semata. Berbeda halnya sekarang, internet menjadi ”media” tersendiri yang bahkan mempunyai kemampuan interaktif. Sifat interactivity dari penggunaan media konvergen telah melampaui kemampuan potensi umpan balik (feedback), karena seorang khalayak pengakses media konvergen secara langsung memberikan umpan balik atas pesan-pesan yang disampaikan. Karakteristik komunikasi massa tradisional di mana umpan baliknya tertunda menjadi lenyap karena kemampuan interaktif media konvergen. Oleh karenanya, diperlukan pendekatan baru di dalam melihat fenomena komunikasi massa. Disebabkan karena sifat interactivity media komunikasi baru, maka pokok-pokok pendekatan linear (SMCRE = source à message à channel à receiver à effect/feedback) komunikasi massa terasa kurang relevan lagi untuk media konvergen.

Dalam konteks yang lebih luas, konvergensi media sesungguhnya bukan saja memperlihatkan perkembangan teknologi yang kian cepat. Konvergensi mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup dan khalayak. Singkatnya, konvergensi mengubah pola-pola hubungan produksi dan konsumsi, yang penggunaannya berdampak serius pada berbagai bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan. Di negara maju semacam Amerika sendiri terdapat tren menurunnya pelanggan media cetak dan naiknya pelanggan internet. Bahkan diramalkan bahwa dalam beberapa dekade mendatang di negara tersebut masyarakat akan meninggalkan media massa tradisional dan beralih ke media konvergen. Jika tren-tren seperti itu merebak ke berbagai negara, bukan tidak mungkin suatu saat nanti peran pers online akan menggantikan peran pers tradisional.

Konvergensi memberikan kesempatan baru kepada publik untuk memperluas pilihan akses media sesuai selera mereka. Dari sisi ekonomi media, konvergensi berarti peluang-peluang profesi baru di dunia industri komunikasi. Tidak kalah pentingnya di dalam mempersiapkan sumber daya yang mampu merespon kebutuhan pasar ke depan adalah sektor pendidikan. Pendidikan sekarang harus mampu merespon tantangan perubahan yang salah satunya diakibatkan oleh merebaknya media konvergen. Terutama untuk jenjang pendidikan tinggi, diperlukan bukan saja kurikulum yang merangkum pelbagai aspek teknis mekanis teknologi komunikasi baru (ICT); melainkan juga perlu ditanamkan kaidah-kaidah profesional sehingga pada saatnya nanti para lulusan dapat berkarya di masyarakat secara etis dan bertanggung jawab.

Regulasi Konvergensi
Sifat alamiah perkembangan teknologi selalu saja mempunyai dua sisi, positif dan negatif. Di samping optimalisasi sisi positif, antisipasi terhadap sisi negatif konvergensi nampaknya perlu dikedepankan sehingga konvergensi teknologi mampu membawa kemaslahatan bersama. Pada aras politik ini diperlukan regulasi yang memadai agar khalayak terlindungi dari dampak buruk konvergensi media. Regulasi menjaga konsekuensi logis dari permainan simbol budaya yang ditampilkan oleh media konvergen. Tujuannya jelas, yakni agar tidak terjadi tabrakan kepentingan yang menjadikan salah satu pihak menjadi dirugikan. Terutama bagi kalangan pengguna atau publik yang memiliki potensi terbesar sebagai pihak yang dirugikan alias menjadi korban dari konvergensi media.

Persoalan pertama regulasi menyangkut seberapa jauh masyarakat mempunyai hak untuk mengakses media konvergen, dan seberapa jauh distribusi media konvergen mampu dijangkau oleh masyarakat. Problem mendasar dari regulasi konvergensi media dalam konteks ini terkait dengan seberapa jauh masyarakat mempunyai akses terhadap media konvergen dan seberapa jauh isi media konvergen dapat dianggap tidak melanggar norma yang berlaku. Kekhawatiran sebagian kalangan bahwa isi media konvergen pada bagian tertentu akan merusak moral generasi muda merupakan salah satu poin penting yang harus dipikirkan oleh para pelaku media konvergen.

Beberapa pertanyaan pokok yang harus dijawab terkait dengan isu regulasi media konvergen adalah; pertama, siapa yang paling berkewajiban untuk membuat format kebijakan yang mampu mengakomodasi seluruh kepentingan aktor-aktor yang telibat dalam konvergensi dan kedua adalah bagaimana isi regulasi sendiri mampu menjawab tantangan dunia konvergen yang tak terbendung. Pertanyaan terakhir ini menarik, karena perkembangan teknologi umumnya selalu mendahului regulasi. Dengan kata lain, regulasi hampir selalu ketinggalan jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Dalam hal penciptaan regulasi konvergensi media, institusi yang paling berwenang membuat regulasi adalah pemerintah atau negara. Cara pandang demikian dapat dipahami jika dilihat dari fungsi negara sebagai regulatory agent di dalam menjaga hubungan antara pasar dan masyarakat. Di satu sisi negara memegang kedaulatan publik dan di sisi lain negara mempunyai apparatus yang berfungsi menjaga efektif tidaknya sebuah regulasi. Gambaran ideal dari hubungan tiga aktor konvergensi (negara, pasar, masyarakat) ini mestinya berlangsung secara harmonis dan seimbang. Jangan sampai terdapat salah satu pihak yang mendominasi yang lain, misalnya media konvergen cenderung mendominasi masyarakat, sementara masyarakat tidak punya pilihan lain selain menerima apa adanya tampilan-tampilan yang ada pada media.

Membangun sebuah regulasi yang komprehensif dan berdimensi jangka panjang tentu saja bukan hal yang mudah. Bahkan dalam konteks perkembangan teknologi komunikasi yang makin cepat, regulasi yang berdimensi jangka panjang nampaknya hampir menjadi satu hal yang mustahil. Adagium tentang regulasi yang selalu ketinggalan dibandingkan perkembangan teknologi mesti disikapi secara bijak. Pasalnya, sebuah bangunan kebijakan selalu mengandung celah multiinterpretasi sehingga bisa saja hal itu dimanfaatkan untuk menampilkan citraan media yang luput dari tujuan kebijakan. Di sisi lain, pada saat sebuah kebijakan disahkan dan dicoba diimplementasikan, boleh jadi telah muncul varian teknologi baru yang tak terjangkau oleh regulasi tersebut. Ini tidak berarti bahwa pembuatan regulasi tak harus dilakukan, bagaimanapun regulasi menjadi kebutuhan mendesak agar teknologi komunikasi baru tidak menjadi instrumen degradasi moral atau menjadi alat kelas berkuasa untuk menidurkan kesadaran orang banyak.

Regulasi tetap diperlukan untuk mengawal nilai-nilai kemanusiaan dalam hubungan antarmanusia itu sendiri. Beberapa isu menarik layak direnungkan dalam konteks penyusunan regulasi. Pertama adalah bagaimana pengambil kebijakan mendefinisikan batasan sektor-sektor yang akan dikenai kebijakan, misalnya saja soal hukum yang dapat dijalankan. Kedua bagaimana situasi pasar dan hak cipta diterjemahkan. Wilayah ini menyangkut soal self regulation dan kondisi standarisasi hak cipta. Ketiga, bagaimana soal akses pada jaringan media serta kondisi sistem akses itu sendiri. Persoalan seperti pengaturan decoder TV digital maupun content media menjadi layak kaji dalam hal ini. Keempat, akses pada spektrum frekuensi, kelima mengenai standar jangkauan atau sejauh mana media konvergen dapat dijangkau oleh khalayak serta apakah sebuah akses harus disertai dengan harga yang harus dibayar oleh khalayak. Dan terakhir menyangkut sejauh mana kepentingan khalayak diakomodasi oleh regulasi, misalnya sejauh mana freedom of speech dan kalangan minoritas benar-benar mendapat perlindungan dalam sebuah kebijakan.

**********
* sumber: http://abunavis.wordpress.com/2007/12/09/tantangan-masa-depan-konvergensi-media/
* Artikel ini pernah dimuat di harian BERNAS JOGJA edisi Kamis, 5 April 2007.
** Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Rabu, 05 November 2008

Pandangan perkembangan teknologi komunikasi

Pandangan Terhadap Perkembangan Teknologi Komunikasi
Teknologi Informasi komunikasi merupakan teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Perkembangan teknologi komunikasi di dunia menurut saya sudah mulai pesat. Saat ini kebutuhan akan teknologi sangat tinggi oleh semua golongan. Semua golongan masyarakat sudah sangat membutuhkan teknologi. Apalagi untuk berkomunikasi. Sudah semakin berbagai macam saja alat komunikasi yang diusahakan untuk menyesuaikan kebutuhan setiap manusia. Dari yang kita tahu hanya handie talkie. Sekarang sudah berkembang dengan adanya telepon selular .
Dulu telepon kabel, lalu telepon selular. Tapi sekarang telepon selular sudah berevolusi menjadi teknologi yang sangat mutakhir. Telepon selular tidak hanya untuk menelpon atau sms saja. Tetapi bagaimana bisa sebuah benda segenggam tangan sudah bisa mentransfer suara, gambar, video dan lain-lain. Bahkan ada telepon selular yang di ciptakan untuk kalangan-kalangan tertentu. Misalnya pecinta game, pecinta browsing. Yang dulu kita lakukan dengan sebuah komputer , sekarang sudah bisa dilakukan oleh telepon selular. Bahkan bagi individu pencinta lifestyle sekalipun sudah ada telepon selularnya.
Tidak hanya itu telepon selular selain berguna untuk berkomunikasidan mentransfer data saat ini juga sudah bisa menerima informasi dari berbagai macam media di dalamnya. Internet, TV, radio. Perkembangan teknologi komunikasi menurut saya sudah bukan menjadi penghalang ruang dan waktu bagi setiap individu yang menggunakannya. Bayangkan saja di Indonesia saat ini sudah mengenal system 3G yang memiliki kemampuan fitur untuk mentransfer data dengan cepat bahkan mereka yang menggunakan fitur ini bisa melihat apa yang dilakukan pelaku komunikasi itu sendiri.
Setiap perubahan pasti ada dampak positif dan negatifnya. Begitupun perubahan teknologi komunikasi yang pesat saat ini. Banyak orang yang memutar otak dalam penggunaan teknologi komuniasi yang mereka miliki. Tergantung kebutuhan individunya masing-masing.
Inilah yang menyebabkan dampak yang negatif dan positif dalam penggunaannya. Walalupun perkembangan teknologi di Indonesia tidak sepesat di negara bagian barat. tetapi di Indonesia tidak kalah saing dalam penggunaannya.

INTERNET DAN TEKNOLOGI WEBSITE

http://id.wikipedia.org/wiki/Internet
Internet
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan 'interconnected-networking') ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking.
Kemunculan Internet
Rangkaian pusat yang membentuk Internet diawali pada tahun 1969 sebagai ARPANET, yang dibangun oleh ARPA (United States Department of Defense Advanced Research Projects Agency). Beberapa penyelidikan awal yang disumbang oleh ARPANET termasuk kaedah rangkaian tanpa-pusat (decentralised network), teori queueing, dan kaedah pertukaran paket (packet switching).
Pada 1 Januari 1983, ARPANET menukar protokol rangkaian pusatnya, dari NCP ke TCP/IP. Ini merupakan awal dari Internet yang kita kenal hari ini.
Pada sekitar 1990-an, Internet telah berkembang dan menyambungkan kebanyakan pengguna jaringan-jaringan komputer yang ada.
Internet pada saat ini
Representasi grafis dari jaringan WWW (hanya 0.0001% saja)
Internet dijaga oleh perjanjian bi- atau multilateral dan spesifikasi teknikal (protokol yang menerangkan tentang perpindahan data antara rangkaian). Protokol-protokol ini dibentuk berdasarkan perbincangan Internet Engineering Task Force (IETF), yang terbuka kepada umum. Badan ini mengeluarkan dokumen yang dikenali sebagai RFC (Request for Comments). Sebagian dari RFC dijadikan Standar Internet (Internet Standard), oleh Badan Arsitektur Internet (Internet Architecture Board - IAB). Protokol-protokol internet yang sering digunakan adalah seperti, IP, TCP, UDP, DNS, PPP, SLIP, ICMP, POP3, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, SSH, Telnet, FTP, LDAP, dan SSL.
Beberapa layanan populer di internet yang menggunakan protokol di atas, ialah email/surat elektronik, Usenet, Newsgroup, perkongsian file (File Sharing), WWW (World Wide Web), Gopher, akses sesi (Session Access), WAIS, finger, IRC, MUD, dan MUSH. Di antara semua ini, email/surat elektronik dan World Wide Web lebih kerap digunakan, dan lebih banyak servis yang dibangun berdasarkannya, seperti milis (Mailing List) dan Weblog. Internet memungkinkan adanya servis terkini (Real-time service), seperti web radio, dan webcast, yang dapat diakses di seluruh dunia. Selain itu melalui internet dimungkinkan untuk berkonikasi secara langsung antara dua pengguna atau lebih melalui program pengirim pesan instan seperti Camfrog, Pidgin (Gaim), Trilian, Kopete, Yahoo! Messenger, MSN Messenger dan Windows Live Messenger.
Beberapa servis Internet populer yang berdasarkan sistem Tertutup(?)(Proprietary System), adalah seperti IRC, ICQ, AIM, CDDB, dan Gnutella.
Budaya Internet
Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara ekstrim.
Perkembangan Internet juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan nama e-commerce.
Terkait dengan pemerintahan, Internet juga memicu tumbuhnya transparansi pelaksanaan pemerintahan melalui e-government
Tata tertib Internet
Sama seperti halnya sebuah komunitas, Internet juga mempunyai tata tertib tertentu, yang dikenal dengan nama Nettiquette.
Isu moral dan undang-undang
Terdapat kebimbangan masyarakat tentang Internet yang berpuncak pada beberapa bahan kontroversi di dalamnya. Pelanggaran hak cipta, pornografi, pencurian identitas, dan ucapan benci (?) (Hate speech), adalah biasa dan sulit dijaga. Hingga tahun 2007, Indonesia masih belum memiliki Cyberlaw, padahal draft akademis RUU Cyberlaw sudah dibahas sejak tahun 2000 oleh Ditjen Postel dan Deperindag. UU yang masih ada kaitannya dengan teknologi informasi dan telekomunikasi adalah UU Telekomunikasi tahun 1999.
Internet juga disalahkan oleh sebagian orang karena dianggap menjadi sebab kematian. Brandon Vedas meninggal dunia akibat pemakaian narkotik yang melampaui batas dengan teman-teman chatting IRCnya memberi semangat. Shawn Woolley bunuh diri karena ketagihan dengan permainan online, Everquest. Brandes ditikam bunuh, dan dimakan oleh Armin Meiwes setelah menjawab iklan dalam internet.
Akses Internet
Negara dengan akses internet yang terbaik termasuk Korea Selatan (50% daripada penduduknya mempunyai akses jalurlebar - Broadband), dan Swedia. Terdapat dua bentuk akses internet yang umum, yaitu dial-up, dan jalurlebar. Di Indonesia, seperti negara berkembang dimana akses Internet dan penetrasi PC masih juga rendahlainnya sekitar 42% dari akses Internet melalui fasilitas Public Internet aksss seperti warnet , cybercafe, hotspot dll. Tempat umum lainnya yang sering dipakai untuk akses internet adalah di kampus dan dikantor.
Disamping menggunakan PC (Personal Computer), kita juga bisa mengakses Internet melalui Handphone (HP) menggunakan Fasilitas yang disebut GPRS (General Packet Radio Service). GPRS merupakan salah satu standar komunikasi wireless (nirkabel) yang memiliki kecepatan koneksi 115 kbps dan mendukung aplikasi yang lebih luas (grafis dan multimedia). Teknologi GPRS dapat diakses yang mendukung fasilitas tersebut. Pen-setting-an GPRS pada ponsel Tergantung dari operator (Simpati, Indosat, XL, 3) yang digunakan. Biaya akses Internet dihitung melalui besarnya kapasitas (per-kilobite) yang didownload.
Penggunaan Internet di tempat umum
Internet juga semakin banyak digunakan di tempat umum. Beberapa tempat umum yang menyediakan layanan internet termasuk perpustakaan, dan internet cafe/warnet (juga disebut Cyber Cafe). Terdapat juga tempat awam yang menyediakan pusat akses internet, seperti Internet Kiosk, Public access Terminal, dan Telepon web.
Terdapat juga toko-toko yang menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu membawa laptop (notebook), atau PDA, yang mempunyai kemampuan wifi untuk mendapatkan akses internet.
Tokoh Tokoh Internet Dunia
• Timothy Barners Lee pencipta WWW (World Wide Web)
• Roy Tomlinson pencipta @ (at) pada alamat e-mail
Lihat pula
• komunitas maya
• warnet
• ISOC
• Internet troll
• Istilah Internet Indonesia
• Pengirim pesan instan
• Portal web
• TLD
• Wi-Fi

http://iffed.blog.friendster.com/2008/10/teknologi-web-2/

WWW atau secara singkat disebut web mulanya adalah aplikasi untuk menyimpan dan menampilkan teks. Pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan oleh Tim Berners-Lee pada tahun 1989. Perkembangan teknologi terutama perkembangan sistem operasi dengan tampilan grafis membuat aplikasi untuk menampilkan web atau biasa disebut web browser juga mampu menampilkan gambar, suara, dan animasi, atau video.
Menurut Tim Berners-Lee sebenarnya tidak ada perbedaan fundamental antara “Web 1.0” dengan yang disebut “Web 2.0”. Ia menganggap Web 2.0 hanyalah jargon karena teknologinya tetap sama-sama dibangun dengan HyperText Markup Language (HTML). HTML adalah bahasa yang digunakan untuk menyusun konten suatu web.
Tim O’Reilly sebagai orang yang memperkenalkan istilah Web 2.0 sebenarnya pun tidak mengatakan bahwa Web 2.0 sama sekali berbeda. Ia mengakui bahwa Web 2.0 merupakan aplikasi berbasis web yang diperkaya oleh serangkaian aplikasi lain. Dalam artikelnya yang bersejarah dan banyak dikutip untuk menjelaskan Web 2.0 [2], ia menekankan tentang perubahan paradigma dalam menggunakan aplikasi web, yaitu:
1. Arsitektur yang memampukan partisipasi. Sebelumnya konten web hanya menayangkan tanpa diikuti aplikasi yang memungkinkan pembaca secara langsung menanggapi dan menayangkan tanggapannya. Demikian pula halaman Web 1.0 tidak mengijinkan pembaca secara langsung menayangkan konten mereka sendiri.
2. Mengumpulkan kekayaan intelektual bersama. Pembaca yang menanggapi artikel dan menyumbangkan artikel tanpa harus tahu pemrograman HTML menjadikan semakin banyaknya konten yang bermanfaat jika dikumpulkan. Google, Yahoo, Flickr, Youtube, dan Wikipedia merupakan perusahaan-perusahaan yang awalnya kecil menjadi sangat besar dari mengumpulkan konten yang ada di internet.
3. Pengaruh jaringan menjadikan konten suatu web yang mulanya sedikit menjadi berlipat ganda dalam waktu singkat. Ketika seseorang menayangkan artikel atau kontennya dan ditanggapi oleh orang lain yang juga mengakses konten, maka semakin banyak lalulintas pengakses. Hal itu terutama terjadi pada jaringan sosial seperti Facebook, Friendster, dan MySpace.
Pengertian Web 2.0 yang mulanya berpusat pada konsumen pembaca/pengakses secara personal berkembang dan mulai berpusat pula pada pengguna korporat. Menurut Coach Wei (2006) Web 2.0 yang berpusat pada konsumen ia sebut Consumer 2.0 berkembang menjadi Enterprise 2.0. Aplikasi Web 2.0 yang awal perkembangannya didominasi untuk memampukan pembaca berinteraksi dengan pembuat berita dan pembaca lainnya, dalam Enterprise 2.0 aplikasi tersebut digunakan untuk mendukung operasi perusahaan. Misalnya untuk kegiatan iklan dengan adanya Google Adsense dan kegiatan humas dibantu adanya blog korporat.
Web 2.0, Apakah itu ?
Internet merupakan media baru sejak era 1990an. Saat itu, website masih berupa tulisan saja dan minim dengan graphic atau anda bisa membandingkan persamaannya dengan command prompt yang ada di windows. Lambat laun, website sudah bisa menampilkan gambar dan image dengan sempurna tapi tanpa didukung dengan CSS atau bahasa HTML yang berstruktur. Mungkin anda bisa menyebut saat itu adalah era web 1.0.
Saat ini, era web sudah memasuki masa web 2.0 ( cara baca: web two point o ). Peralihan masa web1.0 ke web 2.0 juga di karenakan perkembangan di bidang IT sendiri. Mulai dari perangkat komputernya yang memiliki spesifikasi yang tinggi dan mampu merender gambar secara cepat, sampai dengan kecepatan internet yang sangat cepat atau bisa dikatakan 100x lipat dari kecepatan akses internet masa era web 1, tapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah web browser itu sendiri yang selalu update mengikuti perkembangan bahasa web.
Web 2.0 merupakan revolusi web masa kini. Banyak pemain besar seperti google, yahoo, alibaba.com, wikipedia dll ( website terkenal lainnya ) sudah mencicipi kecanggihannya. Bukan hanya kecanggihanya dalam berinteraksi dengan client, tetapi juga di tandai dengan tehnologi-tehnologi baru dalam dunia website.
Ciri-ciri adanya tehnologi web2.0 adalah adanya istilah Rich Internet applications, XML and RSS, dan Web API.
Rich Internet Applications
Rich Internet Aplications atau disingkat RIA merupakan suatu tehnologi baru dalam dunia web, baik untuk developer atau webmaster tetapi juga untuk client ( Internet Surfer ). Anda bisa merasakannya sendiri pada saat anda membuka gmail anda atau Yahoo! Beta anda. Ketika mengambil data email, anda tidak perlu muluk-muluk menunggu waktu untuk merefresh atau meload halaman. Tetapi hanya mengambil data yang dibutuhkan yang berada di server. Kebanyakan website yang RIA mengadopsi tehnologi AJAX ( Asynchronous JavaScript and XML ). Meskipun dalam RIA kita juga mengenal berbagai tekhnologi OpenLaszlo, JavaFX, Java Applet, penggunaan ActiveX Cntrol. Bahkan, ketika saya posting dan mengedit layout di Blogger.com ini, saya sudah dapat merasakan tehnologi AJAX.
Dalam Web2.0 Adapun tehnik-tehnik dan pengembangan bahasa HTML sudah mengalami perubahan. HTML sudah berada pada versi 5.0 atau sekarang juga dikenal istilah XHTML 1.0 dan XHTML 2.0 yaitu bahasa HTML dan XML yang disatukan membentuk bahasa scripting web yang lebih simple, sederhana dan mudah digunakan.
Setelah Web 2.0, Kini Giliran Web 3.0

Jika dunia seluler dikenal istilah 3G, maka di Internet ada yang namanya Web 3.0. Wow, apa pula ini? Apa bedanya dengan Web 2.0 yang sekarang sedang marak? Jangan salah, ternyata orang Indonesia juga sudah ada yang mengembangkannya.
Saat ini kita memasuki generasi kedua dari website atau disebut dengan web 2.0. Pada generasi sebelumnya yaitu web 1.0 memiliki ciri-ciri umum yang mencolok yaitu consult, surf dan search. Jadi pada jaman web 1.0 kita kebanyakan hanya sekedar mencari atau browsing untuk mendapatkan informasi tertentu.
Sosial
Kemudian hadir web 2.0 untuk menggantikan Web 1.0 dimana interaksi sosial di dunia maya sudah menjadi kebutuhan sehingga era Web 2.0 ini memiliki beberapa ciri mencolok yaitu share, collaborate dan exploit. Di era Web 2.0 sekarang, penggunaan web untuk berbagi, pertemanan, kolaborasi menjadi sesuatu yang penting. Web 2.0 hadir seiring maraknya pengguna blog, Friendster, Myspace, Youtube dan Fickr. Jadi disini kehidupan sosial di dunia maya benar-benar terasa.
Era Web 2.0 tidak membutuhkan orang jenius yang hanya berkutat sendiri di ruang tertutup atau laboratorium untuk membuat teknologi baru yang dipatenkan agar membuat dirinya menjadi terkenal. Tapi era ini lebih membutuhkan orang untuk saling berbagi ilmu, pengalaman atau lainnya sehingga terbentuk komunitas online besar yang menghapuskan sifat-sifat individu.
Namun lambat laun kebiasaan dan kebutuhan orang di dunia maya selalu berubah dan bertambah. Hal ini juga sejalan dengan semakin cepatnya akses internet broadband dan teknologi komputer yang semakin canggih. Jika pada telekomunikasi sudah mulai terdengar isu era 4G, begitu juga yang terjadi pada dunia website yang juga memunculkan isu akan segera hadirnya era baru yaitu Web 3.0. Teknologi web generasi ketiga ini merupakan perkembangan lebih maju dari Web 2.0 dimana disini web seolah-olah sudah seperti kehidupan di alam nyata. Web 3.0 memiliki ciri-ciri umum seperti suggest, happen dan provide.
Jadi, disini web seolah-olah sudah seperti asisten pribadi kita. Web mulai mengerti kebutuhan kita dengan bisa memberi saran atau nasehat kita, menyediakan apa yang kita butuhkan. Dengan menggunakan teknologi 3D animasi, kita bisa membuat profil avatar yang sesuai dengan karakter, kemudian melakukan aktivitas di dunia maya seperti layaknya di dunia nyata. Kita bisa berjalan-jalan, pergi ke mall, bercakap-cakap dengan teman yang lain. Ya, Web 3.0 adalah dunia virtual kita.

komunikasi informasi via serat optic

http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=476&Itemid=9
Light-Emitting Diodes & Laser Diodes (LED & LD)
Teknologi Serat-Optik telah menyumbangkan jasa pada perkembangan saluran komunikasi berkapasitas besar. Sebuah pengiriman pesan (transmisi) disambungkan dengan tenaga sinar optik yang dihasilkan pengirim (transmitter) yang di lengkapi dengan –bisa, masing-masing- LED maupun LD. Sinar tersebut kemudian dikurung dan dibawa oleh serat kaca yang sangat murni.
Baik LED maupun LD digunakan dalam bebagai bentuk komunikasi yang berbeda. LED lebih murah dan secara umum mendukung penyampaian pesan (relay) jarak dekat yang isinya lebih kecil, sementara LD sama dengan LED, hanya dalam bentuk laser dalam sebuah kepingan. LD adalah semikonduktor kecil dan sangat kuat yang dengan baik di atur untuk isi penyampaian pesan (relay) yang besar dan berjarak menengah-jauh. LD juga digunakan dalam sistem penyimpanan komputer (harddisk).
Transmisi Serat-Optik
Dalam sebuah pengiriman pesan (transmisi) melalui Serat-Optik, sinyal optik berbentuk cahaya berfungsi sebagai pembawa informasi yang mendukung informasi, baik secara analog maupun secara digital.
Dalam pengoperasiannya, cahaya tersebut diluncurkan atau dimasukkan kedalam serat. Seratnya sendiri terdiri dari dua lapis, yaitu lapisan materi pelindung (cladding) dan inti seratnya (core). Karena sifat fisik keduanya berbeda, cahaya dapat berpergian melalui serat melaui proses yang disebut total internal reflection atau pantulan dalam menyeluruh. Intinya, cahaya berpergian melewati serat, melalui sebuah rangkaian pemantulan / refleksi yang bertempat di mana lapisan materi pelindung (cladding) dan inti serat (core) bertemu. Ketika mencapai akhir kabel / saluran, cahaya kemudian dibawa oleh penerima yang peka-cahaya dan setelah rangkaian tahap, sinyal yang asli dapat dihasilkan.
Pendek kata, sebuah hasil dari video-kamera atau sinyal sejenis dirubah kedalam sebuah sinyal optik dalam sistem serat-optik. Setelah itu hasil tersebut dikirimkan melalui kabel / saluran dan dirubah kembali tergantung penerimanya.
Pada akhirnya serat ini, yang bisa dibuat dari bahan dasar plastik untuk keperluan pengiriman pesan jarak-pendek, diselubungi oleh sebuah lapisan pelindung. Lapisan pelindung ini menyekat serat dari berbagai obyek berbahaya. Lapisan pelindung ini bisa beragam, mulai dari bungkus pelindung cahaya sampai mungkin permukaan baja yang dirancang untuk keperluan militer. Serat yang sekarang telah dibungkus/dilindungi dinamakan kabel optik. Kabel optik ini terdiri dari satu atau lebih helaian serat dalam sebuah kabel pelindung.
Keuntungan penggunaan serat-optik sebagai saluran komunikasi:
• dalam perbandingannya dengan sistem komunikasi lain, cahaya –yang membawa informasi dalam sistem serat optik- mampu menampung informasi dalam jumlah besar dan menggantikan fungsi sejumlah kabel biasa dengan muatan kecepatan penyampaian berlipat.
• Saluran serat-optik kebal melawan gelombang radio dan magnet listrik. Karena cahaya yang digunakan untuk menyampaikan informasi, saluran / kabel komunikasi yang berdekatan tak bisa mempengaruhi pengiriman pesan (transmisi). Saluran serat-optik juga tahan dipasang didalam lingkungan yang mudah meledak seperti lingkungan yang cenderung diselimuti uap gas.
• Saluran serat-optik menjamin keamanan data tingkat tinggi dibanding sistem biasa lainnya serta lebih sulit disadap.
• Informasi bisa dikirim dalam jarak yang sangat jauh tanpa pengulang, sehingga hemat biaya.
• Kabel serat-optik menghemat penggunaan tempat.
Kekurangan. Beberapa faktor membatasi keefektifan saluran serat-optik. Seperti sistem komunikasi lainnya, ada kemungkinan terjadi hilangnya kekuatan sinyal yang bisa jadi dipengaruhi perbedaan sifat dan ketidakmurnian materi fisik yang digunakan.
• Penyebaran (tidak fokus) / dispersion mampu mengurangi kapasitas kabel dalam memuat informasi. Cara mengatasinya adalah dengan menggunakan model kabel tunggal. Jenis kabel tunggal ini mampu memuat informasi berkecepatan tinggi dan digunakan oleh industri telepon dan sistem jarak jauh lainnya.
• Serat lebih sulit disambung dibanding saluran / kabel biasa lainnya dan ujung-ujungnya harus benar-benar dipasangkan secara tepat untuk memungkinkan informasi yang jernih.
BERBAGAI PENERAPAN SERAT-OPTIK
Kabel Serat-Optik bisa digunakan dalam berbagai macam bidang,misalnya: produksi video, studio TV berbasis digital, sampai kabel LAN dan telekonferensi via telepon. Hal ini karena kabel serat-optik mampu menyediakan lalu lintas data yang cepat dengan kemampuan menyalurkan informasi besar yang murah. Selain hal lintas darat, kabel serat-optik juga mampu digunakan melintasi antar benua dengan jalur bawah laut, seperti yang telah diterapkan antara benua amerika dan benua eropa.
Selain untuk bidang komunikasi, serat-optik juga digunakan dalam bidang medis seperti operasi menggunakan laser. Para ilmuwan juga menggunakan sensor serat-optik untuk memantau kondisi fisik berbagai bangunan.
Diposkan oleh cha_chantiq di 18:43 0 komentar
Komunikasi informasi via serat optik
http://balybagus.wordpress.com/
Media komunikasi digital pada dasarnya hanya ada tiga, yaitu : tembaga, udara dan kaca. Tembaga kita kenal sebagai media komunikasi sejak lama, telah berevolusi dari hanya penghantar listrik menjadi penghantar elektromagnetik yang membawa pesan, suara, gambar dan data digital. Berkembangnya teknologi frekuensi radio menambah alternatif lain media komunikasi, kita sebut nirkabel atau wireless, sebuah komunikasi dengan udara sebagai penghantar. Tahun 1980-an kita mulai mengenal media komunikasi yang lain yang sekarang menjadi tulang punggung komunikasi dunia, yaitu serat optik, sebuah media yang memanfaatkan pulsa cahaya dalam sebuah ruang kaca berbentuk kabel, total internal reflection.
Kabel serat optic
Sebuah kabel serat optik dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah patah/retak, tentunya dengan perlindungan khusus sehingga besaran wujud kabel akhirnya tetap mudah dipasang. Satu kabel serat optik disebut sebagai core. Untuk satu sambungan/link komunikasi serat optik dibutuhkan dua core, satu sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver.
Variasi kabel yang dijual sangat beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core, 12 core, 16 core, 24 core, 36 core hingga 48 core. Satu core serat optik yang terlihat oleh mata kita adalah masih berupa lapisan pelindungnya (coated), sedangkan kacanya sendiri yang menjadi inti transmisi data berukuran mikroskopis, tak terlihat oleh mata.
Detil core kabel serat optik
Bentuk kabel dikenal dua macam, kabel udara (KU) dan kabel tanah (KT). Kabel udara diperkuat oleh kabel baja untuk keperluan penarikan kabel di atas tiang. Baik KU maupun KT pada lapisan intinya paling tengah diperkuat oleh kabel khusus untuk menahan kabel tidak mudah bengkok (biasanya serat plastik yang keras).
Di sekeliling inti tersebut dipasang beberapa selubung yang isinya adalah core serat optik, dilapisi gel (katanya berfungsi juga sebagai racun tikus) dan serat nilon, dibungkus lagi dengan bahan metal tipis hingga ke lapisan terluar kabel berupa plastik tebal. Dari berbagai jenis jumlah core, besaran wujud akhir kabel tidaklah terlalu signifikan ukuran diameternya.
Memotong kabel serat optik sangat mudah, cukup menggunakan gergaji kecil. Sering terjadi maling-maling tembaga salah mencuri, niatnya mencuri kabel tembaga yang laku di pasar besi/loak malah menggergaji kabel serat optik. Yang sulit adalah mengupasnya, namun hal ini dipermudah dengan pabrikan kabel menyertakan serat nilon khusus di bawah lapisan terluar yang keras sehingga cukup dikupas sedikit dan nilon tersebut berfungsi membelah lapisan terluar hingga panjang yang diinginkan untuk dikupas.
Untuk apa dikupas? Tentunya untuk keperluan penyambungan atau terminasi. Kita lihat dulu bagaimana pulsa cahaya bekerja di dalam serat kaca yang sangat sempit ini. Kabel serat optik yang paling umum dikenal dua macam, multi-mode dan single-mode. Transmitter cahaya berupa Light Emitting Diode (LED) atau Injection Laser Diode (ILD) menembakkan pulsa cahaya ke dalam kabel serat optik.
Dalam kabel multi-mode pulsa cahaya selain lurus searah panjang kabel juga berpantulan ke dinding core hingga sampai ke tujuan, sisi receiver. Pada kabel single-mode pulsa cahaya ditembakkan hanya lurus searah panjang kabel. Kabel single-mode memberi kelebihan kapasitas bandwidth dan jarak yang lebih tinggi, hingga puluhan kilometer dengan skala bandwidth gigabit.
Pulsa cahaya serat optic multi mode
Inti kaca kabel single-mode umumnya berdiameter 8,3-10 mikron (jauh lebih kecil dari diameter rambut), dan pada multi-mode berukuran 50-100 mikron. Pulsa cahaya yang ditembakkan pada single mode adalah cahaya dengan panjang gelombang 1310-1550nm, sedangkan pada multi-mode adalah 850-1300nm.
OTB wallmount, OTB rackmount
Ujung kabel serat optik berakhir di sebuah terminasi, untuk hal tersebut dibutuhkan penyambungan kabel serat optik dengan pigtail serat optik di Optical Termination Board (OTB), bisa wallmount atau 1U rackmount. Dari OTB kabel serat optik tinggal disambung dengan patchcord serat optik ke perangkat multiplexer, switch atau bridge (converter to ethernet UTP).
Penyambungan kabel serat optik disebut sebagai splicing. Splicing menggunakan alat khusus yang memadukan dua ujung kabel seukuran rambut secara presisi, dibakar pada suhu tertentu sehingga kaca meleleh tersambung tanpa bagian coated-nya ikut meleleh. Setelah tersambung, bagian sambungan ditutup dengan selubung yang dipanaskan. Alat ini mudah dioperasikan, namun sangat mahal harganya. Inilah sebabnya meskipun harga kabel fiber optik sudah jauh lebih murah namun alat dan biaya lainnya masih mahal, terutama pada biaya pemasangan kabel, splicing dan terminasinya.
Barbagai jenis konektor kabel serat optic
Pigtail yang disambungkan ke kabel optik bisa bermacam-macam konektornya, yang paling umum adalah konektor FC. Dari konektor FC di OTB ini kita tinggal menggunakan patchcord yang sesuai untuk disambungkan ke perangkat. Umumnya perangkat optik seperti switch atau bridge menggunakan konektor SC atau LC. Cukup menyulitkan ketika menyebut jenis konektor yang kita kehendaki kepada penjual, FC, SC, ST, atau LC.
Setelah kabel optik terpasang di OTB dilakukan pengujian end-to-end dengan menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR). Dengan OTDR akan didapatkan kualitas kabel, seberapa besar loss cahaya dan berapa panjang kabel totalnya. Harga perangkat OTDR ini sangat mahal, meskipun pengoperasiannya relatif mudah. OTDR ini digunakan pula pada saat terjadi gangguan putusnya kabel laut atau terestrial antar kota, sehingga bisa ditentukan di titik mana kabel harus diperbaiki dan disambung kembali.
Untuk keperluan sederhana misalnya sambungan fiber optik antar gedung pada jarak ratusan meter (hingga 15km) kini teknologi bridge/converter-nya sudah semakin murah dengan kapasitas 100Mbps, sedangkan untuk full gigabit harga switch/module-switch-nya masih mahal. Jadi, meskipun harga kabel serat optik sudah di kisaran Rp10.000/m namun total pemasangannya membengkak karena ada biaya SDM yang menarik dan memasang kabel, biaya splicing setiap core-nya, pemasangan OTB, pengujian OTDR, penyediaan patchcord dan perangkat optiknya sendiri (switch/bridge).

BUDAYA DAN KONSEP TEKNOLOGI

erak menhttp://balybagus.wordpress.com/

Budaya Teknologi Menurut Para Ahli
Teknologi ini dapat didefinisikan sebagai teknologi yang belum sepenuhnya dimengerti atau dikuasai oelh manusia. Terkadang, pengetahuan yang sudah dimiliki dan dikuasai dengan mudah, malah tidak digunakan, seseorang cenderung mempelajari dan mengadopsi teknologi baru yang lebih rumit dan canggih. Perbedaan budaya yang melahirkan perbedaan dalam memandang teknologi, seringkali menimbulkan perdebatan. Para ahli seringkali hanya berdiri pada bidang keahliannya saja, mereka melupakan faktor faktor non ilmiah di luar aspek teknikal yang mereka yakini. Para ahli memandang teknologi dan semua masalah yang ada di dalamnya dari segi teknis, dan hanya sedikit memandang segi kultural seperti, nilai - nilai personal atau segi organisasional seperti aktivitas lingkungan. Mereka memperkecil cakupan menjadi hanya aspek teknis dimana aspek tersebut telah mereka kuasai secara mendetail.Teknologi dapat dimaknai sebagai aktivitas manusia dan juga sebagai bagian dari kehidupan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknologi tidak hanya seputar teknik, mesin, dan pengetahuan, namun juga seputar organisasi dan nilai nilai budaya.

Definisi Konsep Teknologi
Beberapa definisi yang sifatnya formal menyebutkan bahwa, teknologi adalah hasil dari pengetahuan ilmiah yang teroganisir dan diaplikasikan secara sistematis ke dalam hal - hal yang bersifat praktis.
Secara eksplisit, teknologi dianalogikan sebagai ’hardware’, dimana manusia sebagai pengguna dan teknologi sebagai alat yang digunakan. Namun, selanjutnya perkembangan di bidang teknologi menyebutkan bahwa teknologi lebih dari hanya sekedar ’hardware’. Teknologi merupakan ’liveware’ karena organisme – organisme hidup setidaknya bergantung pada teknologi.

Latar Belakang dan Nilai - Nilai Masyarakat
Yang perlu disadari, teknologi tidak selamanya dipuja dan dibutuhkan begitu saja oleh masyarakat di seluruh dunia. Teknologi juga harus diiringi dengan perkembangan pendidikan dan pengetahuan. Dengan demikian, perkembangan teknologi tidak dapat netral dan berdiri sendiri. Perkembangan teknologi harus diimbangi dengan perkembangan sosial, pendidikan, dan kebudayaan.

Pengukuran Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi dianggap melaju secara konsisten dan diukur melalui grafik. Nicholas Rescher, seorang ahli statistik dan diagram menyatakan bahwa konsistensi dari kemajuan teknologi adalah hal yang lumrah. Namun cara pandang tersebut ternyata memiliki kelemahan yang fatal. Dengan keadaan yang konsisten, kemajuan teknologi menjadi tidak dinamis.
Penentuan Keputusan dan Pergerakan Dalam Kemajuan Teknologi
Saat ini, pola – pola baru mengenai organisasi harus ditemukan sebelum inovasi atau teknik di dalam teknologi bermunculan. Organisasi kerja dianggap lebih penting dibandingkan dengan produk teknologi yang dihasilkan oleh organisasi kerja tersebut. Kebanyakan penemuan dibuat dengan tujuan sosial tertentu. Namun, banyak pula yang terpengaruh oleh berbagai hal dan menyebabkan penemuan - penemuan tersebut tidak sesuai dengan harapan manusia. Inovasi selanjutnya akan dilihat sebagai hasil dari siklus dari faktor sosial, kultural, dan teknikal.
Teknologi bukan sesuatu yang berada di luar konsep sosial. Sosial dan teknologi saling berkaitan satu sama lain. Inovasi bukan hanya hasil dari logika yang rasional. Di dalamnya juga terkandung tujuan dan maksud tertentu. Inovasi juga merefleksikan kesadaran tentang kemungkinan dan kesempatan yang berhubungan dengan maslah ekonomi. Pergerakan inovasi dan kemajuan teknologi, secara khusus, dapat dilihat dari penggunaan manusia sebagai tenaga kerja menjadi penggunaan mesin dan komputer. Selain itu industri yang bersifat agrikultur mulai bergjadi industri yang bersifat otomotif.